Nama : Raden Velia Rizki Awalia
Kelas : 2DF02
Npm : 55216921
Persuasi
dan Negosiasi
Perbedaan
Persuasi dan Negosiasi
Meskipun memiliki
tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan, namun persuasi dan negosiasi
memiliki beberapa perbedaan, yaitu :
1.
Persuasi lebih kepada memberikan
pengaruh yang dilakukan salah satu pihak, sedangkan negosiasi lebih kepada
keputusan yang dilakukan karena hasil keputusan dari kedua belah pihak tanpa
ada unsure pemaksaan atau pengaruh.
2.
Persuasi membiarkan orang lain (persuadee)bebas
melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha menyakinkan
mereka, sedangkan negosiasi tidak diberikan kebebasan karena sudah memutuskan
apa yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.
3.
Persuader
harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum
melakukan persuasi dengan orang lain, sedangkan negosiasi tidak membutuhkannya
karena mereka akan berhadapan langsung
dan mengeluarkan apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
sebuah negosiasi .
Model
Dasar Persuasi
Model berfungsi untuk
menyederhanakan realitas sosial dan alam yang kompleks. Selain itu, ia juga
berfungsi sebagai alat pelajaran dan pengingat yang efektif, membentuk hubungan
yang baru, membantu dalam menelaah berbagai persoalan yang kita hadapi,
menemukan sesuatu dengan cara – cara yang baru, alat kerangka berfikir dalam
penelitian, menolong dalam mengantisipasi berbagai kesulitan dan masalah
pekerjaan, serta berbagai urusan yang kita hadapi.
Komunikasi persuasive
adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku
orang lain, baik secara verbal maupun non verbal. Proses itu sendiri adalah
setiap gejala atau fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terus menerus
dalam konteks waktu, setiap perlakasanaan atau perlakuan secara terus menerus.
Ada dua persoalan yang saling berkaitan, yakni persoalan dinamika, objek, dan
persoalan penggunaan bahasa.
Faktor
Faktor yang Menghambat Persuasi
- Faktor Pengirim Pesan
Faktor
pengirim pesan bisa menjadi salah satu hambatan pada saat komunikasi
berlangsung. Biasanya, pengirim pesan tidak mampu menyampaikan apa yang akan
menjadi inti pesan yang akan disampaikan sehingga terjadi permasalahan ini.
Pengirim pesan yang juga tidak menjelaskan apa informasi yang akan disampaikan
dengan tepat bisa menyebabkan proses komunikasi kurang efektif. Tidak hanya itu
saja, komunikasi yang terjadi juga akan cenderung menjadi kurang bermakna.
- Faktor Penerima Pesan
Faktor
penghambat selanjutnya justru bisa muncul dari penerima pesan. Ketidakmampuan
penerima pesan dalam menerjemahkan isi pesan dari sender menyebabkan
komunikasi menjadi terhambat. Umumnya ini terjadi apabila penerima pesan tidak
bisa mengenali atau fokus terhadap pesan yang disampaikan. Contohnya, saat
seseorang sedang kurang fokus dalam suatu pembicaraan, maka bisa saja ia
melakukan kesalahan interpretasi. Ini juga faktor yang sering menjadi hambatan komunikasi organisasi.
- Media
Penggunaan
media yang tepat bisa menjadikan suatu proses komunikasi berjalan dengan lebih
tepat, dimana informasi atau isi pesan akan tersalurkan dengan baik. Namun demikian,
apabila seseorang salah dalam menggunakan media, maka bisa saja komunikasi yang
terjadi menjadi terhambat. Isi pesan menjadi kurang bisa diterima sehingga
tujuan awal dari komunikasi tidak tercapai dengan baik. Sebagai contoh,
seseorang melakukan penyuluhan kepada kelompok lansia dengan menggunakan media
berupa brosur. Tentunya ini akan menjadikan proses penyuluhan tidak berjalan
dengan baik karena bisa saja para lansia akan kesulitan untuk membaca informasi
yang ada pada brosur. Ini termasuk contoh dalam hambatan komunikasi tulis.
- Saluran
Saluran
adalah bagaimana suatu isi pesan dalam komunikasi bisa diteruskan. Apabila
terjadi hambatan dalam saluran, tentu saja komunikasi yang berjalan akan
berlangsung dengan tidak semestinya. Sebagai contoh, seseorang mengalami
gangguan sinyal pada saat melakukan komunikasi via telepon. Ini bisa dikatakan
sebagai salah satu gangguan yang disebabkan akibat saluran. Pola komunikasi organisasi yang baik
diperlukan agar saluran komunikasi juga tetap baik.
- Hambatan sosio-antropologis
Hambatan
dengan faktor sosio-antropologis memiliki makna bahwa hambatan yang terjadi
adalah akibat dari faktor sosiologis dan latar belakang budaya individu. Hal
ini bisa digambarkan manakala seseorang yang memiliki keyakinan kuat karena
pengaruh budayanya, terpapar informasi yang bertentangan dengan kepercayaan
sebelumnya. Ini menyebabkan individu tersebut sulit untuk menerima informasi
baru.
- Hambatan semantis
Hambatan
semantis lebih kepada hambatan yang didasarkan pada bahasa sebagai alat
komunikasi. Perbedaan bahasa yang kemudian tidak terjadi proses penerjemahan di
sana akan menyebabkan terjadinya hambatan ini. Faktor penghambat komunikasi ini
umum terjadi, terutama ketika seseorang dengan kemampuan bahasa yang terbatas
mengunjungi wilayah yang bahasanya sangat berbeda jauh dengan bahasa asal
daerahnya.
- Hambatan psikologis
Hambatan
psikologis bisa muncul manakala proses komunikasi yang berlangsung dipengaruhi
oleh ketidaksiapan psikologis, baik dari pihak pengirim atau pun penerima
pesan. Hambatan ini akan menyebabkan seseorang menjadi cenderung tidak fokus
saat menerima suatu informasi.
- Hambatan ekologis
Hambatan
ekologis adalah hambatan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan
yang kurang kondusif akan menyebabkan terhambatnya proses komunikasi yang
diinginkan. Faktor yang mempengaruhi komunikasi ini
memang sering terjadi. Tentu saja ini berarti bahwa lingkungan harus
benar-benar mendukung proses komunikasi agar hambatan ini tidak terjadi.
Itulah
tadi beberapa macam hambatan yang mungkin saja bisa terjadi dalam proses
komunikasi. Dengan meminimalisir faktor penghambat komunikasi tersebut,
diharapkan kita bisa melakukan proses komunikasi efektif dan efisien.
Tahapan
Negosiasi
1. Persiapan dan perencanaan
Pada tahap ini kita diharapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung posisi kita. Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.
2. Definisi peraturan
Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.
3. Penjelasan dan pembenaran
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.
4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka menyelesaikan masalah.
5. Penutupan dan implementasi
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi. Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan
• Buatlah secara tertulis
• Kedua pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan
1. Persiapan dan perencanaan
Pada tahap ini kita diharapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung posisi kita. Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.
2. Definisi peraturan
Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.
3. Penjelasan dan pembenaran
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.
4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka menyelesaikan masalah.
5. Penutupan dan implementasi
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi. Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan
• Buatlah secara tertulis
• Kedua pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan
Faktor
yang menentukan keberhasilan sebuah negosiasi
1. Kesediaan semua untuk berkompromi
dengan pihak lain.
2. Tidak ada pihak yang di rugikan.
3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis dan dapat dilakukan.
4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.
2. Tidak ada pihak yang di rugikan.
3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis dan dapat dilakukan.
4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.
SUMBER :